ISTRI SAKIT, AKU AMBIL BAGIAN KHIDMAT MENGERJAKAN TUGAS RUMAH TANGGA

Rabu, 5 Februari 2020 M - 11 Jumadil Akhir 1441 H
Penulis: Fitra Yadi

Memasak sayur
Hidungku mengerinyit, aroma bawang goreng melekat di baju Kokoku.
"Duh… bau sekali, seharusnya tadi aku tidak memakai dulu baju yang ini, lengket jadinya bau minyak goreng" ciletukku dalam hati sambil merekam video pak Weldi mengaduk-ngaduk sayur kacang Duli yang sedang ditumis dalam kuali.

Sekarang aku memasak ditemani temanku pak Weldi (39 tahun) guru BK SMAN 02 Bukit Sitabuah Kota Payakumbuh. Pagi ini ia tidak ada jadwal mengajar, di waktu luangnya ia sering main ke rumah kami mengobrol minta pandangan dari Mertua laki-lakiku.

Pak Weldi mau menunjukkan kepiawaiannya menumis sayur, ia tidak tahan hati melihat aku mengiris-iris bawang, memotong-motong kacang Duli di hadapannya.
"Awak yang masak ya da" pintanya.
"Iya pak Wel, boleh" jawabku.
"Ini mau diapakan? ditumis aja ya!" katanya.
"Iya pak Wel, boleh, kita tumis aja" jawabku.

Daripada nganggur, aku keluarkan smartphone dari saku bajuku merekam video aksi memasaknya, lumayan bisa jadi satu konten Vlog untuk diupload ke channel youtubeku.

Sekarang jam di HP ku menunjukkan pukul 10.00 Wib. hari ini aku ada jadwal mengajar pukul 11.20 Wib. sampai pukul 16.00 Wib. mata pelajaran Ulumul Hadis kelas X, XI dan XII di Ponpes Ma'arif Assa'adiyah Batu Nan Limo Koto Tangah Simalanggang kecamatan Payakumbuh kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat.

Tadi pagi aku ditelpon Pimpinan Pondok, beliau minta tolong aku menggantikan mengajar, hari ini Rabu (5/02/2020) banyak guru yang tidak datang.

Rencananya sekarang aku akan berangkat ke Pondok, mau pamitan dengan pak Weldi meninggalkannya duduk dengan secangkir kopi, namun Nur Halimah (2 th) anak kami nomor dua minta makan. Ia suka makan pakai sayur yang ada kuah-kuahnya lalu aku tumislah Kacang Duli (sejenis Kacang Panjang). Abdul Halim (5.5 th) anak kami yang pertama mintak nasi goreng pula pakai Telor Dadar, tertundalah keberangkatanku.

Jarak dari rumahku ke Pondok hanya 9 Km saja, 20 menit perjalanan lah jikalau mengendarai sepeda motor. Kalau sekarang bisa berangkat, aku ada sisa waktu selama 1 jam untuk bersantai mempersiapkan bahan ajar.

Sudah 1 bulan aku ambil bagian dalam khidmat mengurus pekerjaan rumah tangga yang biasanya diurus istriku Zurhuriati (35 th), semisal memasak, menyapu rumah, memandikan anak, menyuapi makan. Ibu anak-anak sekarang sedang sakit, mual-mual, sering muntah karena sedang berbadan dua, ia hamil muda baru jalan sebulan.

Izur tidak tahan bau-bau masakan, bau bawang, bau telor, bau-bau yang menyengat hidung, ia akan terpantik muntah. Jikalau sudah muntah, energinya habis, bisanya hanya berbaring tidur saja tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya.

Kami sudah selesai memasak sayur dan nasi goreng, anak-anak aku ambilkan nasi lalu makan bersama-sama dengan mereka, tidak lupa pula aku ambilkan semangkok nasi goreng untuk istriku ditambah sepotong Telor Dadar. Pak Weldi tidak ikut makan, "ia baru sarapan" katanya.

Aku banyak menimba pengalaman dari pak Weldi mengenai mengambil peran dalam rumah tangga. Bapak 4 anak itu sudah duluan makan asam-garamnya berumah-tangga dibanding aku.

Wah sudah pukul 10.40 Wib. mesti berangkat mengajar. Aku pamit dengan pak Weldi, dengan istri, anak-anak serta mertuaku kemudian memacu laju sepeda motor ke Pondok. Aku tidak telat, alhamdulillah masih ada waktu 10 menit untuk mempersiapkan bahan ajar.

Waduh bau bajuku kurang sedap, aku agak risih jadinya malu dengan murid-murid bau dapur. Aku jujur aja bilang ke murid-murid "tadi sebelum berangkat aku memasak dulu sehingga datang ke pondok ada parfum bau-bau telor dadarnya." he hehe hehe ehe e

#3
Ditulis oleh: Fitra Yadi, S.PdI
di Sarilamak
Rabu, 5 Februari 2020 H - 11 Jumadil Akhir 1441 H
Sumber: https://fitrayadi.gurusiana.id/article/2020/2/walau-kita-bercerai-namun-kita-tidak-bermusuhan-646072

Posting Komentar

0 Komentar