BULETIN JUM'AT TAHUN 2 EDISI 19 - PERISTIWA ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD S.A.W

Rajab adalah bulan Allah SWT, “Sya’ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku,” demikian kata Nabi SAW.   Bulan Rajab ini adalah salah satu bulan Haram, dimana Allah SWT. melarang hamba-Nya berperang, berkelahi, atau membunuh apapun. Pada bulan Rajab ini juga, Rasulullah SAW. diperjalankan Allah pada malam hari dari Makkah ke Madinah, ke Madyan, Baitul Maqdis dan terus dimi’rajkan Allah SWT ke langit ke tujuh, Raf-raf dan terus ke Sidratul Muntaha. Sebagaimana tertera pada surah Al-Isra Ayat: 1 Allah SWT.
berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيآتنا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ  (الإسرى: 1)

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS: Al-Isra Ayat: 1)

Peristiwa itu disebut Isra dan Mi’raj. Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam waktu satu malam saja. Dimana pada malam itu Rasulullah SAW. mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Isra’ dan Mi’raj merupakan dua cerita perjalanan yang berbeda. Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerima perintah di hadirat Allah SWT.

Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan maka disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan Nabi ditemani Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq. Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu singkat, yaitu hanya dalam satu malam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.

Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, 3 tahun sebelum hijrah. Nabi Muhammad SAW saat itu berusia 51 tahun. Peristiwa luar biasa ini terjadi mulai dari lepas tengah malam sampai menjelang waktu subuh waktu Mekah.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang yang sangat disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk bertemu dengan Allah SWT.

Perjalanan dimulai ketika Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril.  Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya Muhammad, turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan disitulah engkau kelak berhijrah".

Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi SAW turun untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk berhenti disuatu tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai shalat berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau shalat kali ini?" Engkau shalat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".

Sesampainya di Yerussalem, Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah Rasululullah memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasulululah bertanya : “Siapakah mereka ?” “Saudaramu para Nabi dan Rasul”. Nabi Muhammad kemudian menjadi imam bagi nabi-nabi terdahulu ketika melaksanakan salat sunnah dua rakaat di Masjidl Aqsa. Jibril membawa dua gelas minumam berisi susu dan arak, Nabi memilih susu sebagai isyarat bahwa umat Islam tidak akan tersesat. Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasululullah melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.

Di langit pertama Muhammad bertemu dengan Nabi Adam A.S, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya A.S, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf A.S, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris A.S, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa A.S dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim A.S.

Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril. Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milik Allah, segala Rahmat dan kebaikan“. Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“. Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh.” Berfirman Allah SWT: “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan. dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan umatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur“.

“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”. Nabi kemudian menerima perintah untuk membawa amanah Allah berupa salat 50 waktu dalam sehari semalam untuk Nabi
Muhammad dan umatnya.

Kemudian Rasulullah turun ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan pulang di langit keenam, beliau bertemu Musa A.S. Terjadilah percakapan di antara keduanya, Musa menanyakan apa yang dibawa Muhammad setelah menghadap Allah. Muhammad kemudian menjelaskan mengenai perintah untuk melakukan salat 50 waktu dalam sehari semalam. Musa lantas menyuruh Muhammad untuk kembali menghadap Allah dan meminta keringanan.

Muhammad lantas kembali kehadirat Allah untuk meminta keringanan. Permintaan tersebut dikabulkan, perintah salat diturunkan menjadi 45 kali. Setelah itu Muhammad kembali dan bertemu lagi dengan Musa. Dikisahkan Nabi Muhammad SAW sempat beberapa kali pulang pergi untuk meminta keringanan, hingga akhirnya turun menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. Nabi Musa masih menyuruh Muhammad untuk meminta keringanan. Tapi beliau tidak berani lagi melakukannya karena malu pada Allah, ia pun rela dan ikhlas dengan ketentuan tersebut. Nabi akhirnya kembali dengan membawa perintah salat selama 5 waktu yang kita kenal sebagai salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan Isya.

Jibril berkata: “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang  bersyukur”.


Ini adalah isi buletin Jum'at CV. Barito Minang Edisi: 19 Tahun II / Jum’at, 26 Rajab 1436 H / 15 Mei 2015 M

Download Versi JPEG nya:



Posting Komentar

1 Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.