Profil Nagari Sumaniak
Nagari Sumanik salah satu nagari di Kecamatan Salimpaung yang merupakan nagari tertua di lingkungan nagari sekitar Pemerintahan Tuanku Titah Sungai Tarab dan selaku Nagari Tuo sebelum Kemerdekaan RI.Nagari Tuo dipimpin oleh Dato Palo dan menganut sistem laras nan duo yaitu Kelarasan Koto Piliang dan Kelarasan Budi Chaniago, disebabkan Tuanku Makhudun Shah berdiam di Sumanik dan berfungsi selaku panji marawa basa atau limbago palinduang adat dan syarak.
Kemudian dengan berlaku peraturan daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2001 tentang Sistem Pemerintahan Nagari,. Saat ini Nagari Sumanik terdiri dari tujuh jorong masing-masing Jorong Piliang Laweh, Piliang Sani, Koto Piliang, Mandihiliang, Guguak Tinggi, Guguak Maniah dan Guguak Panjang. Adapun luasnya sekitar 2.000 ha dengan rincian persawahan 380 ha, hutan/ladang 660 ha, luas hutan bukit 150 ha dan luas pemukiman 910 ha.
Sedangkan jumlah penduduk terdiri dari 4.650 jiwa atau 1.295 KK. Di mana, sekitar 50 persen penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya pegawai negeri, dan swasta dan kebiasaan merantau yang ditanamkan dari dulunya sesuai dengan pepatah tuo : “Karatau madang di hulu, Babuah babungo balun, Marantau bujang daulu, Dirumah baguno balun” diperkirakan sekitar 15.000 ribu lebih warganya tinggal di perantauan sehingga dengan potensi cukup mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakatnya. “Dengan potensi itu memberikan sumbangsih secara lansung terhadap pembangunan nagari Sumaniak mendapat dukungan dari perantau Sumanik yang berada di Medan, Jakarta serta berapa daerah lainnya di Indonesia.
Besarnya potensi perantau itu dapat dibuktikan pada kegiatan Pulang Basamo yang diadakan selama tiga hari (17-20 Oktober 2007 lalu). Di mana, warga Sumanik berhasil menginvestasikan dana mencapai Rp300 juta untuk pembangunan Nagari Sumanik dan juga memberikan bantuan kepada 532 orang keluarga tidak mampu, 150 orang anak yatim dan kegiatan pembangunan lain. Sehingga dengan bantuan itulah dari tahun ke tahun perkembangan pembangunan nagari Sumanik cukup pesat. Didalam pembangunan Nagari Sumanik tidak saja mengandalkan bantuan perantau semata, tapi masyarakat juga pro aktif untuk bahu membahu bersama. Apalagi pemerintah pun ikut mengalokasikan dana dalam APBD untuk Nagari Sumanik. Bicara visi, Meizel menyebutkan, salah satu visi membangun Nagari Sumanik adalah, Membangkik Batang Tarandam dengan Azas Syarak Mangato, Adat Mamakai dengan aplikasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Di segi pembangunan, berbagai potensi pembangunan berhasil mereka laksanakan seperti sarana transportasi telah berhasil membangun dan memperbaiki/melakukan pengerasan melalui dana stimulant sebesar Rp45 juta, cor beton empat ruas jalan yang tidak bisa diaspal dua priode senilai Rp150 juta dan aspal beton jalan utama sepanjang 4,4 km yang dilaksanakan oleh Dinas Kimpraswil Tanahdatar senilai Rp 550 juta. Kemudian program lain, jalan swadaya masyarakat senilai Rp70 juta, membuat sumur galian umum sebanyak 12 buah senilai Rp 95 juta, perbaikan beberapa pincuran dengan swadaya masyarakat sebagai kebutuhan masyarakat umum senilai Rp40 juta. Di samping itu juga membangun sarana irigasi yaitu kepala bandar dan tali bandar di lima lokasi dengan panjang 950 meter dengan dana sebesar Rp110 juta, pembangunan rumah miskin tidak layak huni sebanyak 6 buah rumah dengan dana sebesar Rp 28 juta.
Di samping itu, di bidang sarana kesehatan juga sedang dilaksanakan renovasi puskesmas pembantu dalam rangka meningkatkan higienis Pustu dengan bantuan peralatan medis standar dengan swadaya masyarakat dan perantau senilai Rp 65 juta. Bahkan pada tahun ini juga akan dibangun klinik untuk emergency gawat darurat (EGD) dan merupakan swadaya masyarakat dan perantau senilai Rp100 juta. Sedangkan untuk menunjang sarana pemerintahan nagari, kini juga tengah dibangun kantor wali nagari yang representatif yang dianggarkan melalui dana alokasi pembangunan nagari tahun 2006 sebesar Rp95 juta dari anggaran yang direncanakan sampai selesai sebesar Rp250 juta dengan ukuran 7 x 20 meter dua lantai yaitu Kantor BPRN dan Kantor Walinagari.
Sedangkan kantor KAN punya balai-balai sendiri dan sebelumnya juga telah dilakukan rehab kantor Eks Desa Piliang Sani yang dijadikan sebagai Kantor Walinagari termasuk pembuatan tugu selamat datang dibatas kota senilai Rp32 juta. Sementara di sektor ekonomi kerakyatan, Nagari Sumanik juga melakukan pembelian enam ekor sapi bibit dan penyertaan modal sebagai anggota Koperasi jemaah Masjid Jamik Sumanik sebesar Rp17 juta dan dana saving nagari sebesar Rp16 juta yang disimpan pada Bank Nagari dalam bentuk rekening bank nagari. Selain itu juga rehab makam Haji Sumanik sebagai situs budaya peninggalan sejarah dengan nilai Rp 25 juta.
Bahkan berbagai kredit lunak juga telah disalurkan melalui kelompok tani yang sudah terbentuk seperti pinjaman modal bibit dan pengolaaan bantuan peralatan pertanian bantuan sapi sebanyak 35 ekor senilai Rp 150 juta , pelatihan menjahit, border sehingga berapa industri rumah tangga juga telah mulai berkembang seperti peci nasional, produksi rendang belut termasuk perabot-perabot rumah tangga. Begitu juga bidang pendidikan yaitu memiliki TK 3 buah, SD 4 buah, SLTP 2 buah dan satu buah SMK yaitu SMK Muhammadiyah Sumanik, sehingga dengan perkembangan itu pulalah saat ini Nagari Sumanik termasuk salah satu nagari yang dinilai oleh Tim Penilai Nagari Kabupaten Tanahdatar. (dtk)
0 Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.