Rabu, 3 Oktober 2007
Sekarang tim Ramadhan FMPN melayat ke Mesjid Nurul Yaqin Jorong Labuang. Sekarang ada 2 tamu yang bersafari, yaitu dari Madrasah Miftahul Ulumi SyarÃyah (MMUS) dalam hal ini tampil menyampaikan program dan informasi Madrasah adalah Drs. Zarfini. Dalam penyampaiannya Drs. Zarfini menyampaikan bahwa masyarakat telah menyerahkan tanah di Surau Pontong dekat Masjid Sidang Bingkudu, tetapi masalahnya adalah dana untuk membangun yaitu 1 Milyar Rupiah. Pendidikan anak kita di MMUS belum optimal sekarang, kini dilaporan ke depag kito indak hanyo melaporkan sebagai madrasah tetapi juga sebagai pesantren yang bisa dipertanggung jawabkan ilmu anak-anak awak tamat kelas VII hanyo 5 %. Sekitar 92 % guru tergolong miskin.
Kemudian saudara Yuzendri Payuang Ameh naik ke podium menyampaikan pengarahan mewakili FMPN kami bersifat independen tidak memihak kepemerintah dan tidak pula ke masyarakat bila kedua golongan itu bertentangan dengan kami. FMPN di resmikan oleh wali nagari Canduang Koto Laweh tanggal 11 Agustus 2007, keanggotaan FMPN terbuka dari semua umur dan semua profesi kita berfungsi mengambil dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Atau sebagai penyambung lidah masyarakat ke pemerintah atau dari pemerintah ke masyarakat. Dari sekian banyak surau yang telah kami kunjungi ini adalah mesjid yang ke 6 yang kami kunjungi, dimulai dari masalah tower bukit bulek sampai kasus ilegaloing dan sekarang masalah air, diterima atau ditoleknya air ini kai tidak maasuang doh, tetapi tolong kunyah-kunyah dulu oleh masyarakat kalau niniak-mamak manarimo kami indak akan manulak doh, tetapi kalau masyarakat menolak kami akan menerima. Dan usulan masyarakat nanti bagaimana kalau kita buka forum pertemuan dengan masyarakat di SD. Dari jawaban serempak masyarakat bahwa sebaiknya air itu di tolak. Dari 400 san responden dari 11 jorong hanya 46 orang yang menerima yang disinyalir memiliki kepentingan di sana.
Pertemuan mendadak distop karena waktu sudah larut takut telat shalat tarawih. Dialog setelah shalat tarawih halaqah 18 orang kebanyakan orang sudah pulang karena tadi shalat tarawih 2 gelombang shalat tarawih 8 dan 20 yang tinggal sekarang adalah jamaah yang shalat 20 rakaat barusan datang 4 orang setelah shalat tarawih dari kototuo meramaikan dialog, dalam dialog H. Mustafa Salam pensiunan Guru tokoh masyarakat Labuang mengaku antusias dngan forum ini. rekomendasi dari dialog ini diantaranya, sejak galodo iliah tahun 1979 sudah banyak bulaan nan hilang, kini sawah banyak kurang ayie, kalau ayia ko tetap diambiek maka baa kajadiaanyo. 425 orang menolak proyek hanya 46 orang menerima proyek. Prof. Mawardi orang padang Japang peneliti dari pusat yang sekarang membuat kincir baja untuk air mengatakan tidak mungkin dibuat prouek air di Canduang Koto Laweh.
T. St. Rumah Gadang yang sudah berpengalaman di Forum Pengairan IV Angkek Canduang menerangkan pengalamannya di sirangkak gadang sungaipua yang mengangkat lunau dan sampai air kebawah dinikmati oleh masyarakat sekian kecamatan, dan PAM mati tidak terpakai lagi oleh masyarakat.
Ya… Nining juga menerangkan pengalamannya di Piliphina di Bantul dan diklaten. Kato sutan rumah gadang, kalau air ko di tarimo berarti menciptakan atau merencanakan kemiskinan. Satu Milyard yang ditarimo 1 tahun ko. Mungkin 10 milyard nan mereka ambiak dari awak 10 tahuan mendatang.
Bapak muncak ketua sidang Labuang yaitu bapak dari bapak Isral mengaku antusias sekali dengan perjuangan ini. rudi sekretaris sidang menyampaikan bagaimana kalau dana ini kita alihkan ke perbaikan pipa… irigasi? Mangguang menjawab: indak mungkin doh alah kami usul pulo tuh. Tapi mereka indak amuah doh. Di sidang ini sering melakukan perbaikan p ipa ke atas ingin saja kami untuk memperbaiki pipa dengan dana itu.
Payuang: kamiko sudah pernah di Cap PKI ko mak….
Kalau kini mak,, nan kini kito kan mati mak.. ka misok-misok se kito di akhirat bisuak goh anak cucu kito nan ka ditipu bisuak ko mereka nan indak tahu tentang masalahko. Kalu iko berhasi… iyo kannyang awak di ayia yeh… mujuah pulo perjuangan niniak moyang awak dulu. Kalauindak berhasil… cukuiklah buku nan ambo tulih ko bagi mereka bisuak. Iyo alah payah ayieh awak kini yo.. lai indak ka dikutuak awak dek anak cucu awak bisuak doh.
Kemudian cerito berlanjut ke masalah penggolan rencana pembikinan tanah lapang bola di Labuang. (Fitrayadi).
0 Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.