Kegiatan – Kegiatan Kelompok dan Masyarakat Jorong Gantiang Koto Tuo

Kegiatan – Kegiatan Kelompok dan Masyarakat Jorong Gantiang Koto Tuo
Januari 2007 – Juni 2007
Oleh: Nining Erlina Fitri
PRA (Participatory Rural Apraisal)
Kegiatan PRA bisa disebut sebagai titik tolak dari semua kegiatan yang akan di lakukan pada tahun – tahun berikutnya. Ketelibatan semua unsur masyarakat telah membuat kegiatan ini menjadi berbeda dan berhasil membuat semua orang di Jorong Gantiang Koto Tuo bangun dari tidur panjang mereka yang selama ini seperti kehilangan arah. Dari PRA, kita tahu betapa masyarakat menginginkan kehidupan bernagari yang didalamnya ada nilai – nilai sosial, solidaritas, gotong royong dan menempatkan kembali Niniak Mamak (penghulu) kepada fungsinya semula sebagai pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dan memberi nasehat di berbagai tingkat yang berbeda di Nagari (kamanakan barajo ka mamak, Mamak barajo ka penghulu, penghulu barajo ka mufakat, mufakat barajo ka nan bana, nan bana tagak sandirinyo: Kemenakan be- raja ke mamak, Mamak be-raja ke Penghulu, penghulu be-raja ke Mufakat, Mufakat be-raja ke Kebenaran sementara kebenaran itu berdiri sendiri mutlak). Kegiatan PRA /musyawarah Jorong Gantiang Koto tuo menghasilkan 12 point musyawarah kembali.
Musyawarah untuk 12 point kegiatan berlangsung antara bulan Oktober 2006 – Februari 2007. Keduabelas musyawarah ini menghasilkan berbagai program kegiatan yang dilaksanakan di Jorong. Diharapkan kegiatan – kegiatan yang di laksanakan akan bermuara di sebuah nagari idaman masyarakat Gantiang Koto tuo, dan idaman masyarakat Nagari Canduang Koto Laweh.
Kegiatan – kegiatan yang telah di lakukan setelah PRA:
  1. Mengembangkan Pertanian Alami di Tingkat Jorong untuk menjamin tersedianya makanan yang sehat bagi masyarakat
Kegiatan ini di laksanakan oleh kelompok Alam Lestari dan kelompok perempuan Cangkola secara mandiri.
· Studi Banding Pertanian Alami ke Banjarnegara.
· Kelompok Alam Lestari beranggotakan 11 orang petani, dengan lahan khusus untuk Hortikultura seluas 0.5 ha yang sekarang di tanami Tomat, Cabe, Arcis, Bawang Merah, dan Bawang daun. Disekiling lahan di tanami dengan singkong. Untuk Padi, sejak 2,5 bulan yang lalu mereka telah mempraktekkan menanam padi dengan sistem SRI tanpa pupuk kimia (Organik) pada lahan seluas 0,1 ha. Sekarang padi mereka dalam periode peralihan dari masa pertumbuhan Vegetatif ke Generatif dengan jumlah anakan sebanyak 40 – 50 batang. Ada kisah menarik dari proses penanaman padi sistem ini. Pada awal penanaman anggota kelompok sangat kecewa dengan pertumbuhan padi mereka sehingga suatu hari ketika saya pulang dari Palembang, Mak Tuah sebagai ketua kelompok mendatangi saya, meminta persetujuan untuk menanam ulang padi dengan cara biasa dan minta izin untuk membajak sawah tersebut sekali lagi dengan alasan tanah tidak cocok untuk menanam padi satu batang. Mereka tidak sabar melihat pertumbuhan padi dari satu batang menjadi dua kemudian menjadi tiga dan sterusnya tersebut. Mereka telah terbiasa melihat padi yang langsung di tanam dalam jumlah banyak walaupun anakannya tidak seberapa. Pada waktu itu saya katakan pada Mak Tuah agar bersabar, dan tidak mudah patah semangat karena kita semua di Jorong masih dalam tahap belajar.
Hari ini, saya melihat efek terhadap petani lain yang di timbulkan dari penanaman padi tersebut. Mereka terkejut luar biasa melihat anakan yang jumlahnya di luar dugaan dan wajah – wajah berseri anggota kelompok mulai muncul menghapus kecewa sebulan yang lalu. Beberapa orang dari anggota Alam Lestari berkomitmen untuk menanam padi dengan sistem SRI dan tanpa pupuk kimia di lahan – lahan sawah milik pribadi mereka.
Banyaknya jumlah anakan padi bukan suatu kebetulan, melihat anggota kelompok yang kecewa saya dan kawan inti (sdr. Adri) berusaha memberikan perlakuan terhadap tanaman padi tersebut lebih banyak dari biasanya. Pada awal penanaman, padi tersebut dibiarkan begitu saja oleh anggota tanpa pemberian pupuk (nutrisi). Hanya dengan memberi nutrisi Ikan, Rebung, Tulang yang di campur dengan Urine sapi keadaan berubah.
(sebelumnya anggota belum punya keahlian dan keterampilan soal pemberian nutrisi dan pembuatannya, setelah peserta studi banding pulang dari banjarnegara, perlakuan – perlakuan terhadap tanaman mulai di perbaiki).
Dalam praktek – praktek pertanian alami yang mereka lakukan memang selalu di bumbui dengan perasaan kecewa dan gembira. Mereka gembira ketika tanaman mereka baik pertumbuhannya dan kecewa jika mereka melihat tidak ada perkembangan sama sekali.
Sebulan yang lalu Tanaman Tomat sangat bagus dan membanggakan, kami sering duduk memandangi tomat tersebut sambil menghitung jumlah tandan buah perbatang. Pertumbuhannya luarbiasa, dengan tandan buah mencapai 10 tandan. Anggota yakin mereka akan berhasil tapi kondisi cuaca mengharuskan kami untuk tidak lagi yakin dengan hasil yang akan di capai. Hujan turun terus menerus disertai kabut yang mengakibatkan tomat terserang bercak daun. Langkah – langkah penyelamatan sudah sering di lakukan tapi Tanaman kami tidak lagi dapat di selamatkan karena bercak daun sudah menjalar ke buah. Begitu sulit untuk memprediksi hasil yang akan di dapatkan dari pertanian. Walaupun kami telah berusaha menghitung analisa usaha dan anlisa resiko yang bakal kami hadapi ternyata ada yang lebih kuasa dibanding hitungan – hitung manusia tersebut.
Gagal di lahan pertama Kelompok kembali menanam tomat di lahan berikutnya dengan harapan penanaman di lahan kedua ini akan membawa hasil. Sampai dengan hari ini Tanaman Tomat kelompok baru berumur 9 hari.
Untuk Tanaman Cabe, kami mencoba NF untuk 2000 batang cabe, cabe tersebut baru berumur satu bulan dan setiap minggunya di semprot dengan berbagai nutrisi. Cabe di tanam sebagai tanaman utama, tanaman tumpang sari : Bawang Merah, Bawang Daun, Kacang tanah dan Arcis.
Kelompok Alam Lestari memiliki jadwal tetap ke lapangan dan pertemuan. Setiap hari Rabu pagi sampai siang mereka berada di lapangan dan malamnya mereka membincangkan berbagai masalah di lapangan dan mencari solusi untuk menyelesaikannya, terkadang malam hari di gunakan untuk belajar membuat nutrisi. Setiap hari Rabu itu pula saya selalu berada di tengah – tengah mereka dari pagi sampai malam harinya. Ikut berkotor – kotor di lahan, mendengarkan keluh kesah mereka tentang berbagai hal.
Bagi saya sendiri dengan mempraktekkan Pertanian Alami, saya harus ikut ke sawah dan ke lahan kelompok. Ini adalah pengalaman pertama saya ikut mengolah sawah dan bertani, mencangkul di lahan. Membenamkan sisa jerami ke lumpur di sawah, ikut menanam padi, disertai ketakutan terhadap lintah yang menari – nari di sawah tersebut. Saya di lahirkan dalam sebuah keluarga padagang dan seumur hidup saya baru kali ini saya bertani. Walau disertai dengan sakit disekujur tubuh sesudahnya, tapi saya senang dan gembira. Saya sangat menggemari acara makan di pematang sawah, rasanya begitu nikmat dan membangkitkan selera.
· Kelompok Cangkola
Terdiri dari 20 orang perempuan perkasa dan tiga orang laki – laki yang memihak mereka. Kelompok Perempuan Cangkola sangat heterogen dilihat dari jenis pekerjaan yang mereka lakoni juga dari segi umr dan pendidikan. 6 orang adalah buruh tani yang kehilangan kesempatan memburuh karena jasa mereka sekarang sudah di gantikan oleh mulsa – mulsa plastik, biasanya mereka bersiang di lahan orang. Sebagian dari anggota Cangkola tidak lancar baca tulis (Keaksaraan fungsional) tapi sangat cakap jika di suruh membajak dan mancangkul di sawah. Perempuan – perempuan ini disatukan oleh perasaan senasib saja sebagai perempuan yang menanggung beban ganda dan diskriminasi laki – laki.
Kegiatan kelompok tidak begitu berkembang karena mereka belum terbiasa untuk berkelompok. Kegiatan yang sedang berjalan :
    1. Menerapkan Pertanian Organik di lahan – lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan dapur mereka.
    2. Beternak Ayam kampung secara perorangan.
    3. Arisan
    4. Pertemuan kelompok
  1. Membangun sebuah Lembaga yang mengelola Perekonomian Jorong Gantiang Koto Tuo, berdasarkan syariah, dan di jiwai oleh nilai – nilai musyawarah dan solidaritas.
Proses pendiriannya sempat mengalami tarik ulur dalam beberapa musyawarah Jorong. Dalam beberapa musyawarah Niniak Mamak cendrung tidak serius dengan rencana membangun Lembaga Ekonomi ini. Pada musyawarah terakhir pada tanggal 15 Februari 2007 tanpa melibatkan niniak mamak dan dengan anggapan bahwa pendirian lembaga ini tidak akan menyalahi aturan Agama, Adat dan Negara lembaga ini resmi berdiri di Jorong Gantiang Koto Tuo. Pada tahap awal pelaksanaannya kami berkeliling kampung setiap sore, mendatangi rumah demi rumah dan berbicara tentang solidaritas ekonomi, dan Lembaga yang akan di bangun. Ada tim yang di tugasi untuk berkeliling. Saat ini Lembaga memiliki 48 orang Anggota dan 19 orang anggota luar biasa, dengan jumlah dana yang di kelola mencapai Rp. 20.166.000,-. Dana ini berasal dari tabungan masyarakat Jorong Gantiang Koto Tuo dan Jorong lainnya. Pada perkembangannya Lembaga kami bekerja dari pagi sampai malam hari, dalam guyonan saya sering menyebutnya sebagai Bank “Siang Malam”. Beberapa orang lebih suka menyetorkan tabungan di malam hari. Sedangkan waktu resmi yang disediakan adalah setiap hari Kamis, siang. Hari Kamis ini adapula petugas lembaga yang bertugas memungut tabungan dari rumah ke rumah (bank berjalan).
Kegiatan Lembaga Ekonomi Jorong ini terbagi dalam empat kelompok besar :
· Simpan Pinjam
Masyarakat akan mendapatkan bagi hasil dari usaha yang di jalankan Lembaga Ekonomi Jorong dan bagi masyarakat yang meminjam untuk mendapatkan modal kerja maka lembaga menetapkan % laba dari pembelian barang modal tersebut (sistem jual beli)
· Badan Amil Zakat
Badan amil zakat bekerja untuk :
a. Mensurvei orang – orang yang berhak menerima zakat di Jorong Gantiang Koto Tuo dan membuat Daftar Prioritas
b. Mendatangi orang – orang yang berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dan meminta bagian zakat yang akan di kelola oleh amil zakat.
c. Menyalurkan Zakat kepada orang yang berhak.
d. Zakat yang di berikan adalah zakat untuk Konsumsi dan untuk usaha Produktif.
e. Penerima Zakat Produktif diberikan pendampingan tentang bagaimana cara – cara mengelola usaha yang baik dan dibiasakan menabung.
f. Sampai saat ini jumlah zakat yang berhasil di kumpulkan oleh lembaga berjumlah Rp 770,000,- dan Rp 500.000 diantaranya sudah disalurkan kepada yang berhak untuk usaha beternak Itik.
· Divisi Usaha
Bidang ini bertugas:
a. mencari dan memasarkan hasil – hasil pertanian Masyarakat Jorong ke luar daerah.
b. Membuka jenis usaha baru yang dapat memberi peluang terbukanya alternatif pekerjaan bagi masyarakat Jorong Gantiang Koto tuo yang bukan petani.
Kegiatan divisi usaha baru jalan tiga minggu, yaitu pemasaran bersama untuk komoditi padi. Hambatan mulai berdatangan terutama dari para pedagang (toke) padi yang merasa tersaingi. Para toke menghasut petani untuk tidak menjual padi mereka pada lembaga (karena belum semua petani yang bergabung dengan LEJ). Hampir dua kali dalam minggu ini anggota divisi usaha mengajukan permohonan mundur dengan alasan tidak tahan dengan politik adu domba yang di jalankan oleh para Toke. Hampir setiap malam pengurus LEJ berkumpul untuk mendiskusikan jalan keluar dari kasus – kasus yang mereka hadapi.
· Divisi Pendidikan
Tugas : Melaksanakan dan memfasilitasi pendidikan – pendidikan yang di butuhkan oleh masyarakat.
Kegiatan yang sudah dijalankan :
a. Pendidikan Pertanian Alami dan Pertanian Organik
b. Bekerjasama dengan yayasan Bina Antarbudaya untuk membuka akses bagi pemuda/i Jorong Gantiang Koto Tuo usia 17 – 20 th yang ingin melanjutkan sekolah tapi tidak memiliki kemampuan finansial.
  1. Penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengganti obat kimia
Kegiatan yang berhubungan dengan tanaman obat dilaksanakan dengan cara memfungsikan kembali PKK jorong Gantiang Koto Tuo. Saat ini, di tiap – tiap halaman rumah di Jorong Gantiang Koto Tuo tersedia minimal 5 macam tanaman obat yang dapat di gunakan sewaktu – waktu. Tersedia juga tiga buah lahan khusus untuk tanaman obat. Pengenalan manfaat setiap jenis tanaman dan cara penggunaannya di lakukan setiap hari minggu awal bulan. Nara sumber tanaman obat ini adalah para peserta pertemuan itu sendiri.
  1. Biogas
· Telah dilaksanakan kegiatan studi banding yang di wakili oleh Pak Jorong, Mak Tuah, dan Tek Malih ke LPTP Yogya untuk melihat proses pembangunan Biogas.
· Pembangunan Biogas di Komunitas belum berjalan mengingat besarnya dana yang di butuhkan untuk membangun satu unit bangunan biogas. Saat ini sedang di lakukan penjajakan untuk memncari orang yang bersedia membiayai dan mempraktekkan biogas tersebut di rumahnya.
· Sebagai alternatif pengganti biogas, masyarakat mulai menanam Jarak pagar di pekarangan rumah mereka sebagai tanaman pembatas. Jarak Pagar ini akan di manfaatkan sebagai sumber bahan bakar.
  1. Permainan Anak nagari
Kegiatan yang di kelola oleh kelompok pemuda dan remaja (Ikatan Pemuda Pemudi Gantiang Koto Tuo/IPPGK dan Remaja Mesjid Surau Baru /REMISBA) ini jalannya masih tersendat – sendat. Kursus adat yang awalnya diminati sekarang tinggal beberapa orang saja peminatnya.
  1. Perbaikan Irigasi/Tali Banda
Sudah terbentuk satu kelompok petani berdasarkan lokasi tali banda yaitu : Kelompok Petani Ladang Kayu Ateh. Anggotanya : 65 orang petani.
Ketua : Anwar, Wakil Ketua : Nawan, Sekretaris : Tuah, Bendahara : Memet
Kegiatan Yang telah di laksanakan :
Gotong Royong perbaikan Tali Banda : Ladang kayu Ateh.
  1. Memfungsikan peran Niniak Mamak dalam kehidupan Jorong dan nagari
Belum ada kegiatan mengingat tingginya Ego orang – orang yang memangku posisi Niniak Mamak. Kami masih mencoba mencari cara yang tepat untuk Menempatkan kembali niniak mamak ke fungsinya.
Di Lembaga Ekonomi Jorong juga di dorong peran Niniak mamak. Niniak Mamak diminta keterlibatannya sebagai penjamin kemenakannya yang mengajukan pinjaman modal kerja kepada Lembaga.
  1. Musyawarah dan Gotong Royong sebagai Semangat.
Musyawarah hampir setiap kesempatan mulai dilakukan di tingkatan Jorong. Begitu Juga Gotong Royong di laksanakan sebulan sekali, dan untuk panen padi biasanya tetap dilakukan dengan gotong royong tersebut.
  1. Memakai, dan mengkonsumsi produksi sendiri.
Masyarakat mulai mengurangi mengkonsumsi Mie Instan dan terigu. Mereka di dorong untuk belajar memenuhi kebutuhan sehari – hari dari lahan dan pekarangan mereka. Untuk mendorong ini bulan Februari 2007 Pemerintahan jorong mengeluarkan edaran yang meminta masyarakat untuk menanam tanaman – tanaman keperluan dapur di lahan pekarangan mereka. Begitu juga di kelompok Perempuan Cangkola, sudah sejak lama mereka mulai menanam tanaman dapur di pekarangan mereka.
Selain kegiatan – kegiatan yang di laksanakan di Jorong Gantiang Koto Tuo, saya dan kawan inti sudah mulai memasuki wilayah Jorong dan Nagari lain. Di Jorong Batu Balantai kami sudah membuka demplot untuk Pertanian Alami di lahan seluas 0,25 ha. Kegiatan ini dilaksanakan oleh kelompok BOUM (Berkah Organik Usaha Mandiri) yang anggotanya merupakan pentolan PPCL (persatuan Petani Cinta Lingkungan.
Di Jorong Batu balantai, Jorong Lubuk Aur, Nagari padang Laweh dan Ulu Gadut padang sudah mulai diidentifikasi kawan – kawan inti (kader) di tiap wilayah, yang akan bertugas mengorganisir masyarakat di wilayah – wilayah tersebut.
Pada tanggal 18 Mei 2007 Kami mengadakan pertemuan dengan kawan – kawan inti dari beberapa wilayah tersebut, Pak Men dari Padang Laweh, Fauzan dari ulu gadut, Boy dari Batu balantai dan Adri dari lubuk aur. Adri dan Boy sudah lama bergabung dengan kita di Jorong Gantiang Koto Tuo.
Sebagai tindak Lanjut dari pertemuan, saya di haruskan kawan – kawan mengunjungi tiap daerah tersebut dan berdialog langsung dengan masyarakat.
Di Nagari Padang Laweh, Kader yang sudah bekerja di sana adalah Pak Men (Menhendri). Pak Men ini sangat tertarik dengan kegiatan – kegiatan yang di laksanakan di Jorong Gantiang Koto Tuo, untuk memfasilitasi setiap kegiatan di Nagari padang Laweh tersebut, dia bersama masyarakatnya membentuk sebuah Lembaga yang bernama Lembaga Peduli Nagari. Disana sudah sering diadakan pertemuan dengan masyarakat, terutama di saat gempa. Kita datang kesana untuk memberikan penanganan awal terhadap korban gempa. Terakhir kesana, minggu lalu beberapa orang sudah berkomitmen untuk membentuk kelompok yang akan mempraktekkan Pertanian Alami.
Sementara di Jorong Batu balantai dan Lubuk Aur baru selesai diidentifikasi kawan – kawan inti yang bisa di harapkan bahu membahu dalam mewujudkan Nagari Canduang Koto Laweh yang mandiri.

Posting Komentar

0 Komentar