Perantau yang baru menghirup udara Minangkabau ini dengan sumbringah langsuang disambut oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wali Kota Padang Fauzi Bahar di kapal. Pejabat dari Agam tidak kelihatan menyambut. Camat Canduang Monisfar, S.Sos dan wali nagari Canduang Koto Laweh Thamrin HK. Dt. Pangeran S.Sos tidak sempat hadir atas suatu hal sebagaimana yang diberitakannya melalui sms oleh wali nagari Canduang kepada crew CMC.
Puluhan Bus yang disediakan oleh Dinas Perhubungan Sumatera Barat telah menanti di pelabuhan sejak pukul 17.00 Wib. Semua penumpang terlayani dengan baik oleh panitia dan diantar ke daerah masing-masing. Banyak diantara penumpang yang pulang dengan jemputan keluarganya, sehingga 6 Bus KPN Kota Padang yang dikoordinatori oleh Madegan Ihsan tidak mendapat penumpang. Padahal Bus sudah disediakan pas-pas penumpang oleh Dishub. hal ini cukup merepotkan Hery Wanda, petugas Dishub propinsi yang bertanggung jawab dengan hal itu. Herry Wanda mengaku mendapat beban moril dengan pemilik armada dan menyampaikan bahwa kekosongan bus KPN Kota Padang itu disebabkan karena datangnya bus dari PT Semen Padang diluar koordinasi Dishub.
Seorang tokoh masyarakat Canduang yang juga ikut rombongan pulang basamo Delwan Noer menyampaikan informasi dari petugas kapal bahwa disebabkan karena faktor usia, jalannya kapal terasa agak lambat yaitu 10-12 knot, kalau kapal yang baru standar kecepatannya adalah 22 knot. Inilah faktor keterlambatan kami berlabuh di Teluk Bayur dari rencana semula pada pukul 15.00 Wib.
Dari Data wikipedia Indonesia didapat bahwa "KRI Tanjung Nusanive dengan nomor lambung 973 adalah salah satu kapal angkut milik TNI-AL. Kapal ini sebelumnya adalah kapal angkut penumpang sipil milik PELNI yang bernama KM Kambuna , setelah diserahkan kepada TNI AL kapal ini dinamakan KRI Tanjung Nusanive. Kapal ini memiliki ukuran panjang seluruh 144 m, lebar 23 m, draft 5,9 m, DWT 3400 ton, GRT 3947,80 ton, dan NRT 8583,82 ton, dengan kapasitas penumpang (sewaktu menjadi kapal sipil) Kelas 1: 100 orang, Kelas 2: 200 orang, Kelas 3: 300 orang, Kelas 4: 472 orang, dan Kelas Ekonomi: 500 orang. KRI Tanjung Nusanive dibuat oleh Jerman pada tahun 1984 dan mulai dioperasikan 25 Maret 1984."
Kapal ini menyandar di Teluk Bayur sampai Sabtu (03/09) mendatang menunggu keberangkatan balik ke Tanjung Priok. Dengan demikian, petugas kapal yang juga orang Minang bisa beberapa hari berkumpul berhari raya dengan sanak saudara di kampung halaman. Ungkap Zulfison salah seorang panitia.
Komandan Kapal Letkol Laut (P) Heri Widodo menyampaikan bahwa Angkutan Lebaran 2011 ini adalah dalam rangka melaksanakan tugas yang diemban sebagai tugas Operasi Militer Selain Perang. | CMC-003
0 Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.