.jpg)

Penyambungan Tahun Pelajaran ini terasa begitu berat bagi aku, disebabkan saya tidak lagi menyambung tahun. tetapi akan membuat Tahun Pelajaran yang baru.
Juni adalah akhir, dan Juli adalah Awal Tahun Pelajaran yang merata secara Nasional di Sekolah dan Madrasah Indonesia. Tahun-tahun silam aku banyak harapan di Penyambungan Tahun ini, yaitu kesempatan liburan Mengajar dan kuliah, menerima tunjangan akhir tahun. Melihat wajah-asing Santri yang baru Mendaftar di MTI Canduang, mengenali dan menyalami junior yang baru mendaftar kuliah di STIT Ahlussunnah Bukittinggi. Tetapi tahun ini saya mau istirahat Mengajar dan free dari kampus, ini adalah keputusan pahit diantara yang terpahit yang aku ambil dalam bulan ini.
Juni-Juli sekarang bukan lagi "penyambungan" Tapi saya canangkan sebagai tahun "Penyabungan" arti kata saya harus menyabung mengadu nasib untuk memperbaiki ekonomi dan tata hidup yang berorientasi masa depan.




Hidup adalah menunggu kematian, sebelum nyawa direnggut dari badan, persiapkan diri dengan matang dari sekarang, oleh sebab jadwal maut tidak terpampang ia datang tanpa memberi aba-aba. Jadilah kita beruntung kuadrat "hidup bahagia mati masuk sorga'. Jangan jadi merugi kuadrat "hidup celaka serta mati masuk neraka".
Hidup juga proses pencapaian tujuan. Orang yang tidak punya tujuan sebenarnya dia sudah mati. Namun dalam mencapai tujuan itu ada jalan lurus mendatar, mendaki banyak batu, menurun banyak duri, melereng lagi licin, tanjakan bertubi-tubi, kadang berkelok patah-patah. Bila tidak kuat pertahanan, stamina lemah dan pematah semangat, sungguh jatuh terpingkal-pingkal, haramlah selamanya akan sampai kepada maksud tujuan.
Saya menyadari hal itu, tetapi bila badai datang menerjang menghempaskan perahu kehidupan beratlah dunia terasa. Beberapa hari ini hampa terasa badanku ini, ringan bak balon, melonjak sampai ke ubun-ubun. Nafas sering sesak, duduk tidak lagi tenang, mata sulit dipejamkan hingga sampai larut malam barulah ia tertidur. Kadang mudah terpancing marah dan cinderung ingin menghancurkan format sistem kehidupan yang sedang dijalani sekarang, setelah itu pindah kesuatu tempatmemulai format baru dan diatasnya dibangun sistem hidup yang baru lagi. Ah... ini sungguh-sungguh kacau.
Berbagai Spam mengandung virus masuk menerobos menusuk jantung dan nyaris merusak sistem pertahanan kestabilan mental, kini badan terseok-seok, berjalan tertatih-tatih, hampir saja terkapar layu teronggok disudut pasrah. Ketika bala itu datang, olenglah biduk kekiri dan kekanan, disuling kedapan dan belakang.
Dulu saya tidak seperti ini. Waktu pertama kali berlayar bertolak dari pelabuhan berapapun besarnya ombak, bagaimanapun besarnya badai, namun tetap bisa mengatasinya. Dikala tidak punya harta, bisa ngutang dan ngedompring dengan orang. Bila tidak ada beras, bisa puasa dan nyebeng dengan kawan, alhamdulillah kuliah lanjut juga, makalah selesai, dan ujian lulus. Bahkan aktifitas di berbagai organisasi bertambah aktif. Tetapi sekarang power itu makin berkurang, bahan bakar sudah menipis, padahal pelabuhan yang dituju sudah kelihatan. Ombak tidak terlalu besar namun efeknya kuat sekali. Mungkin karena Nahkoda lama berjuang mengarungi samudera, sampai-sampai kehabisan tenaga, tertatih-tatih butuh bantuan.
Dengan sisa-sisa tenaga, kini saya terseok-seok mencari tepian, namun cobaan banyak menghalang. Sepertinya biduk enggan menepi dan hendak beralih haluan mencari pelabuhan lain yang lebih aman dan tidak ada rintangan, tetapi sayangnya pelabuhan itu belum nampak dan tidak tahu dimana adanya..……
Hidup juga proses pencapaian tujuan. Orang yang tidak punya tujuan sebenarnya dia sudah mati. Namun dalam mencapai tujuan itu ada jalan lurus mendatar, mendaki banyak batu, menurun banyak duri, melereng lagi licin, tanjakan bertubi-tubi, kadang berkelok patah-patah. Bila tidak kuat pertahanan, stamina lemah dan pematah semangat, sungguh jatuh terpingkal-pingkal, haramlah selamanya akan sampai kepada maksud tujuan.
Saya menyadari hal itu, tetapi bila badai datang menerjang menghempaskan perahu kehidupan beratlah dunia terasa. Beberapa hari ini hampa terasa badanku ini, ringan bak balon, melonjak sampai ke ubun-ubun. Nafas sering sesak, duduk tidak lagi tenang, mata sulit dipejamkan hingga sampai larut malam barulah ia tertidur. Kadang mudah terpancing marah dan cinderung ingin menghancurkan format sistem kehidupan yang sedang dijalani sekarang, setelah itu pindah kesuatu tempatmemulai format baru dan diatasnya dibangun sistem hidup yang baru lagi. Ah... ini sungguh-sungguh kacau.
Berbagai Spam mengandung virus masuk menerobos menusuk jantung dan nyaris merusak sistem pertahanan kestabilan mental, kini badan terseok-seok, berjalan tertatih-tatih, hampir saja terkapar layu teronggok disudut pasrah. Ketika bala itu datang, olenglah biduk kekiri dan kekanan, disuling kedapan dan belakang.
Dulu saya tidak seperti ini. Waktu pertama kali berlayar bertolak dari pelabuhan berapapun besarnya ombak, bagaimanapun besarnya badai, namun tetap bisa mengatasinya. Dikala tidak punya harta, bisa ngutang dan ngedompring dengan orang. Bila tidak ada beras, bisa puasa dan nyebeng dengan kawan, alhamdulillah kuliah lanjut juga, makalah selesai, dan ujian lulus. Bahkan aktifitas di berbagai organisasi bertambah aktif. Tetapi sekarang power itu makin berkurang, bahan bakar sudah menipis, padahal pelabuhan yang dituju sudah kelihatan. Ombak tidak terlalu besar namun efeknya kuat sekali. Mungkin karena Nahkoda lama berjuang mengarungi samudera, sampai-sampai kehabisan tenaga, tertatih-tatih butuh bantuan.
Dengan sisa-sisa tenaga, kini saya terseok-seok mencari tepian, namun cobaan banyak menghalang. Sepertinya biduk enggan menepi dan hendak beralih haluan mencari pelabuhan lain yang lebih aman dan tidak ada rintangan, tetapi sayangnya pelabuhan itu belum nampak dan tidak tahu dimana adanya..……
.jpg)
Saya rindu seperti ini lagi... happy......., tersenyum........, lapang........, dan dapat menikmati hidup apa adanya. Ah.... bagaimana bisa ya....... bantulah aku kawan....!!!!!
Sekarang saya akan menganalisa dulu masalah apa yang menimpa aku.... selengkapnya
arsip teriakakanku di friendster
----------------------------------
"Kumpulkan tenaga, bulatkan tekat, buat peta hidup dan skala prioritas, tingkatkan ketaqwaan, disiplin waktu, keras terhadap diri sendiri dan tegas terhadap orang lain, budayakan baca tulis, letakkan dunia ditangan bukan di hati. Mulai dari sekarang!"
"Kegagalan dan keberhasilan pada suatu fase dakwah seringkali melumpuhkan semangat kita untuk terus berjuang. Kegagalan dan keberhasilan itu bukanlah isyarat untuk berhenti berjuang. Seharusnya kita terus berjuang untuk senantiasa tegaknya keadilan."---------------------------------------------------------------------------------------
0 Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.